BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1
Pengertian
Kehamilan
Menurut
Prawirohardjo yang di kutip oleh Rukiyah (2009), kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu).
Menurut
Saifuddin yang di kutip oleh Rukiyah (2009), kehamilan adalah dimulai dari
kosepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40) minggu
atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir.
2.1.2
Perubahan
Anatomi Dan Adaptasi Fisiologis Trimester III
Menurut Rukiyah, dkk
(2009) seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada alat kandungan,
dan juga organ lainnya. Perubahan tersebut antara lain :
1.
Perubahan Pada
Sistem Reproduksi
a.
Uterus
Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim
membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut
kolagennya menjadi higroskopig, Endometrium
menjadi desidua.
Rahim yang semula beratnnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan
hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Regangan dinding rahim
karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan istmus uteri
makin tertarik keatas dan menipis yang disebut segmen bawah rahim (SBR).
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama kesemua arah,
tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga
rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda
piskacek.
Pertimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu
estrogen dan progesterone sering terjadi perubahan konsentrasi, sehingga
progesterone mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton hicks.
Tabel 2.1
Tinggi fundus
uteri trimester III
Usia kehamilan
|
Tinggi fundus uteri
|
Kehamilan 28 minggu
|
3 jari diatas pusat atau1/3 jarak antara pusat ke Prosesus Xifoideus (25 cm)
|
Kehamilan 32 minggu
|
½ jarak pusat dan Prosesus Xifoideus (27 cm).
|
Kehamilan 36 minggu
|
1 jari dibawah Prosesus
Xifoideus (30 cm)
|
Kehamilan 40 minggu
|
3 jari dibawah Prosesus
Xifoideus (33 cm)
|
b.
Indung Telur
(Ovarium)
Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
c.
Vagina Dan
Vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah atau kebiru-biruan (tanda Chadwick).
2.
Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesterone dan somatomammotropin
3.
Sirkulasi
Darah Ibu
a.
Volume Darah :
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada
masa kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat ± 30%. Kenaikan plasma darah dapat
mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.
b.
Protein Darah
:
Gambaran protein dalam serum berubah ; jumlah protein, albumin dan
gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada
akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.
c.
Hitung Jenis
Dan Hemoglobin :
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relative volume plasma
darah. Eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport O2 yang
diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb menurun walaupun sebenarnya lebih
besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini
disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam kehamilan, leukosit
meningkat sampai 10.000/ cc. begitu pula dengan produksi trombosit.
d.
Nadi Dan
Tekanan Darah :
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester ke dua,
dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra hamil. Tekanan vena dalam batas
normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester
pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84/menit.
e.
Jantung :
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu kehamilan. ECG kadangkala memperlihatkan
deviasi aksis kekiri.
4.
Sistem
Pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek
nafas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seoramg wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thoracic breathing).
5.
Saluran
Pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama
mengeluh mual dan miuntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi
makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi,
biasanya pada pagi hari.
6.
Tulang Dan
Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena
ligament-ligamen melunak (softening).
Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan
tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada
tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila
konsumsi kalsium cukup gigi tidak akan kekurangan kalsium. Apa yang disebut
gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya
hygiene yang buruk di sekitar mulut.
7.
Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi :
a.
Muka : disebut
masker kehamilan (chloasma gravida)
b.
Payudara :
putting susu dan areola payudara
c.
Perut : linea
nigra striae
d.
Vulva
8.
Kelenjar Endokrin
a.
Kelenjar
tiroid : dapat membesar sedikit
b.
Kelenjar
hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
c.
Kelenjar
adrenal : tidak begitu terpengaruh
9.
Dinding Perut
(abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastic dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat
terjadi diastatis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
10. Kenaikan berat badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.
2.1.3
Perubahan
Dan Adaptasi Psikologis Trimester III
Menurut Bartini
(2012), Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Pada periode
ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagian dari dirinya., dia menjadi tidak
sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika
bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut
gelisah dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya.
Menerima kelahiran,
persiapan melahirkan, rencana perawatan bayi. Periode ini sering disebut
periode menunggu dan wasapada, sebab itu tak sabar menanti kelahiran bayi.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu, bahkan
sering muncul perasaan cemas dan takut kalau bayinya tidak normal, juga takut
terhadap rasa sakit pada proses persalinan. Dukungan pada periode ini sangat
diperlukan.
2.1.4
Kebutuhan
Fisik Ibu Hamil Trimester III
Menurut Bartini
(2012), periode kehamilan dari waktu ke waktu seringkali memunculkan keluhan
dan memerlukan pemenuhan kebutuhan guna kelangsungan kehamilannya. Kemampuan
bidan untuk memberikan solusi untuk mengurangi keluhan dan memenuhi kebutuhan
kesehatan ibu hamil perlu di dasarkan pada kondisi hamil saat itu.
1.
Nutrisi
a. Peningkatan
konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harus mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan.
b. Upayakan
menu seimbang, kekurangan atau kelebihan aka berdampak pada janin.
2.
Oksigen
Kebutuhan
oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbgai gangguan
pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan menganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.
Untuk mencegah
hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu:
a.
Latihan nafas melalui senam hamil
b.
Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c.
Makan tidak terlalu banyak
d.
Kurangi atau hentikan merokok
e.
Konsul ke dokter bila ada kelainan atau
gangguan pernafasan seperti asma.
Posisi
miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden.
3.
Personal hygiene
Kebersihan
harus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari
karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi
dan mulut, perlu mendapat perhatian karena sering kali mudah terjadi gigi
berluban, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil
dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.
4. Pakaian
Selama Kehamilan
a.
Pakaian yang menyerap keringat,
longgar/tidak ketat sehingga tidak menganggu peredaran darah dan menghindari
bendungan vena dan varices.
b.
BH atau bra yang menyangga payudara.
c.
Untuk multigravida boleh menggunakan
stagen untuk menyangga perut.
d. Gunakan
sepatu yang berhak rendah ( no high heels).
5. Eliminasi
(BAK/BAB)
Masalah
buang air kecil tidak mengalmi kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan
terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi
basah ini menyebabkan jamur tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan
mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat menganggu, sehingga sering digaruk
dan menyebabkan saat berkemih terdapat sisa yang memudahkan infeksi kandung
kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan
sekitar alat kelamin.
6. Seksual
Selama
kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan,
meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama
14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila:
1. Terdapat
perdarahan pervaginam
2. Terdapat
riwayat abortus berulang
3. Abortus/partus
prematurus imminens
4. Ketuban
pecah
5. Serviks
telah membuka
Pada saat orgasme dapat dibuktikan
adanya fetal bradycandia karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat
wanita yang melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukkan insidensi fetal
distress yang lebih tinggi.
7. Mobilisasi
dan body mekanik
ibu hamil boleh
melakukan kegiatan fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat
melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak, dan mengajar. Semua
pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai
cukup waktu untuk istrahat.
Secara anatomi,
ligament sendi putar dapat meningkatkan pelebaran/pembesaran rahim pada ruang
abdomen. Nyeri ligament ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligament
ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu
diperhatikan oleh ibu hamil yaitu pada saat duduk, berdiri, berjalan, tidur,
bangun dari berbaring, membungkuk dan mengangkat.
8. Exercise/senam
hamil
Ibu
hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-jalan dipagi hari,
berenang, olahraga ringan dan senam ibu hamil.
9. Istrahat/tidur
Wanita dianjurkan merencanakan istrahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. untuk
istrahat yang teratur bisa meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari
kurang lebih 8 jam dan istrahat dalam keadaan rileks dan pada siang hari selama
1 jam.
10. Persiapan
persalinan dan kelahiran bayi
Didalam
menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat mempercayakan dirinya kepada
bidan atau dokter. Menjelang persalinan sebagian wanita merasa takut menghadapi
persalinanya, terutama bagi yang baru pertama kali. Disinalah pembinaan
hubungan antara penolong dan ibu saling mendukung dengan penuh kesabaran
sehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar.
11. Memantau
kesejahteraan janin
Jika
pemeliharaan janin dalam rahim secara tradisional dilakukan dengan usaha yang
bersifat turun menurun dan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat, maka kini
telah dikembangkan alat-alat canggih untuk melakukan pemeriksaan kesejahteraan
janin dalam rahim.
2.1.5
Kebutuhan psikologi trimester III
Menurut Kusmiyati (2009), selama hamil
kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia
sudah memilihkan nama untuk bayi yang akan dilahirkan. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa
khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau dia
kehilangan kecantikkannya, atau kemungkinan bayinya tidak normal.
Faktor-faktor yang membantu kestabilan
emosi calon ibu yaitu:
1. Ibu
sendiri mempunyai masa kanan-kanak yang bahagia sehingga keluarga yang
mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan.
2. Pandangan
mengenai keluarga bahwa didalamnya terdapat hubungan yang saling memuaskan
karena ibu telah mendapatkan cinta kasih sewaktu ia kecil maka ia pun mampu
untuk memberikan kasih sayang pada anaknya.
3. Ibu
mempunyai hubungan yang sehat dengan suami, anak hadir sebagai hubungan intim
antara dirinya dengan suami yang dicintai.
4. Ibu
tidak diganggu oleh kesulitan sosial ekonomi seperti suami tidak bekerja,
perumahan yang buruk, penyakit dan lain-lain.
Agar
proses psikologis dalam kehamilan berjalan normal dan baik maka perlu
mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya. Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak
yaitu dari suami, orangtua, anak, teman dan orang-orang di sekelilingnya.
a. Support
Keluarga
Kehamilan
melibatkan seluruh anggota keluarga.
Karena konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang
berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota
baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterprestasikannya
berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Pemecahan
masalah dipengaruhi oleh individu dan keluarga yaitu:
1.
Bagaimana organisasi keluarga itu
2.
Pengalaman yang lalu menghadapi krisis
3.
Cara-cara mempengaruhi pola pemecahan
masalah
4.
Kemampuan dan adanya sumber-sumber
Tugas
keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan
cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi
bagaimana menjadi ibu dan ayah, ibu mempersiapakan peran sebagai ibu rumah
tangga.
Agar
kehamilan dapat berjalan dengan lancar dan ibu dapat mengadakan hubungan yang
sehat dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilannya seharusnya:
1.
Menerima kehamilan
2.
Menghilangkan rasa takut terhadap
persalinan
3.
Menerima peran ibu
4.
Menciptakan ikatan antara ibu dan
bayinya
b.
Support
dari tenaga kesehatan
Depresi dan perlu Peran bidan dalam perubahan dan
adaptasi psikologis adalah dengan memberi support atau dukungan. Tenaga
kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil
atau pasca bersalin, yaitu bapak, kakak, dan pengunjung.
Disini bidan harus dapat mempelajari keadaan
lingkungan ibu hamil seperti pada ibu hamil yang selalu memikirkan keluarga,
keuangan, perumahan, dan pekerjaan dapat juga penanggulangan.
2.1.6
Asuhan
Kehamilan Atau Antenatal Care
1. Pengertian
Asuhan
kehamilan atau antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Saifuddin, 2008).
2. Tujuan
asuhan antenatal
Menurut
Depkes (2007) yang dikutip oleh Bartini (2012), adapun tujuan antenatal care
adalah:
a.
Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b.
Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
c.
Mengenali dan mengurangi secara dini
adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
d.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan
persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara
ekskusif.
f.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
g.
Mengurangi bayi lahir prematur,
kelahiran mati dan kematian neonatal.
h.
Mempersiapkan kesehatan yang optimal
bagi janin.
3. Standar
Asuhan Kehamilan
Menurut
Depkes (2007), yang dikutip oleh Bartini (2012), pemeriksaan kehamilan
sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa
dirinya hamil. Kebijakan pemerintahan tentang kunjungan antenatal menetapkan
frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut:
a.
Minimal 1 (satu ) kali pada trimester
pertama = K1
b.
Minimal 1 (satu ) kali pada trimester
kedua = K2
c.
Minimal 2 (dua) kali pada trimester
ketiga = K3 dan K4
Menurut
Bartini (2012), kebijakan pemerintah untuk kunjungan ANC bidan harus melakukan
“14 T” antara lain :
a.
Timbang berat badan ibu
b.
Memeriksa tekanan darah
c.
Mengukur tinggi fundus uteri
d.
Memberikan imunisasi TT sesuai jadwal
e.
Memberikan tablet Fe
f.
Test untuk PMS (penyakit menular
seksual)
g.
Temu wicara dalam rangka persiaan
rujukan
h.
Terapi kebugaran
i.
Test VDRL
j.
Test reduksi urine
k.
Test protein urine
l.
Test Hb
m. Terapi
Iodium
n.
Terapi malaria
2.1.7
Rujukan
Menurut JNPK-KR
(2008), BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting dalam
mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
Bidan (B)
: pastikan bahwa ibu dan
bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalian yang kompeten dan untuk
menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke
fasilitas rujukan.
Alat
(A) : Bawa perlengkapan dan
bahan-bahan asuhan persalinan, masa
nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat resusitasi, dll)
bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin
diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.
Keluarga
(K) : beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan da tujuan
merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut. Suami dan anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan atau bayi lahir sehingga ke fasilitas rujukan.
Surat
(S) : surat ke tempat rujukan. Surat ini harus
memberikan indentifikasi mengenai ibu dan atau bayi baru lahir, cantumkan alasan
rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang telah
diterima ibu dan atau bayi baru lahir. Sertakan juga partograf yang dipakai
untuk membuat keputusan klinik.
Obat
( O) : bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar
ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama
perjalanan.
Kendaraan
(K) : siapkan kendaraan yang paling
memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selama itu, kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai
tujuan pada waktu yang tepat.
Uang (U) :ingatkan pada keluarga
agar membawa uang dalam jumlahyang cukup untuk membeli obat-obatan yang
diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan atau
bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.